Dari Abu Malik al-Harits bin Ashim al-Asy'ari r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Bersuci adalah separuh keimanan dan Alhamdulillah itu memenuhi timbangan, SubhanAllah dan Alhamdulillah itu dapat memenuhi atau mengisi penuh apa-apa yang ada diantara langit-langit dan bumi.
Solat adalah cahaya; sedekah adalah tanda keimanan bagi yang memberikannya; sabar adalah cahaya; al-Quran adalah hujjah untuk kebahagiaanmu (jikalau mengikuti perintah-perintahnya dan menjauhi larangan2nya) dan dapat pula sebagai hujjah atas kemalanganmu, jikalau tidak mengikuti perintah-perintahnya dan suka melanggar larangan-larangannya.
Setiap orang itu pada pagi harinya menjual dirinya kepada Allah berarti ia memerdekakan dirinya sendiri dari siksa Allah Ta'ala dan ada yang merosak dirinya sendiri pula kerana tidak menginginkan keredhaan Allah Ta'ala." (Riwayat Muslim)
Penjelasan Hadis: Bersuci adalah separuh dari keimanan, di kalangan masyarakat umum, banyak beredar slogan “Kebersihan adalah sebahagian dari iman.” Jika ditinjau dari hadis ini, maka yang lebih tepat bukanlah “kebersihan” tetapi “kesucian” atau “bersuci.” Hal ini kerana kebersihan bukan berarti suci, namun jika seseorang itu suci, maka ia sudah pasti bersih.
Berkaitan dengan ini, Iman terdiri dari dua hal;
(1) pembersihan dari kekafiran dan
(2) menghiasi zahir dan batin. Hal ini berimplikasi bahawa seorang Muslim harus bersih dari kekufuran, fasiq, dan bara’-nya harus jelas kepada siapa. Jadi disini dituntut untuk suci secara lahiriah dan batiniah.
Alhamdulilah itu memenuhi timbangan. Seorang ulama mengatakan bahawa “Hamdalah adalah amal yang paling utama.” Hal ini kerana hamdalah bermakna;
(1) pujian kepada Allah,
(2) harus diikuti ketundukan, dan
(3) redha kepada qada’ Allah.
Pemahaman di atas juga sejalan dengan hadis Nabi yang berbunyi, “Sesuatu yang shalih (abadi) adalah kalimat pujian kepada Allah,” kerana hamdalah berarti penegasan oleh hamba bahawa Allah tidak punya kekurangan, sedang manusia adalah lemah.
SubhanAllah dan Alhamdulillah itu dapat memenuhi atau mengisi penuh apa-apa yang ada di antara langit-langit dan bumi. Kedua kalimat mulia tersebut (tasbih dan tahmid) mencakup penyucian Allah dari segala macam kekurangan.
SubhanAllah berarti:
(1) pembersihan Allah dari segala macam kekurangan;
(2) Hukum Allah lebih baik dari segala hukum selain hukum Allah;
(3) Bukan hanya sekadar ucapan tetapi harus diikuti dengan syarat-syarat tadi.
Solat adalah cahaya. Sebagai tiang agama, solat tentunya menjadi ibadah yang paling utama di antara amal-amalan yang lain. Maka tidak hairan bahawa seorang Mujahid harus sentiasa menjaga solat meskipun mereka melakukan amalan yang bernilai sangat besar, yakni Jihad fii sabilillah.
Maka tidak hairan jika solat memiliki banyak keutamaan:
(1) Solat bisa menerangi qalbu dan wajah orang yang sentiasa menjaga solat.
(2) Solat akan membuka pintu makrifat kepada Allah ta’ala (membukakan ilmu untuk mengenal Allah)
(3) Solat menerangi kuburan orang-orang yang solat
(4) Solat adalah cahaya di Hari Kiamat berdasar hadis, “Barangsiapa menjaga solat (bukan hanya menjalankan solat namun menjaganya) maka solat akan menjadi cahaya dan bukti di Hari Kiamat.”
Sedekah adalah tanda keimanan. Apa yang diberikan Allah adalah titipan maka ia akan menempatkan titipan itu di tempat-tempat yang diperintahkan Allah dan itu adalah bukti iman. Semua manusia pasti cinta harta dan jiwa ada kecenderungan untuk menjadi sayang dan kikir terhadap hartanya.
Maka jika seseorang itu beriman kepada Allah, maka ia tidak akan sayang terhadap hartanya. Jika dianalogikan terhadap percintaan dua orang manusia, maka salah satu daripadanya akan rela berkorban demi mendapatkan cinta dari pasangannya.
Sabar adalah pelita. “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak; dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui." (Yunus: 5).
Perlu diperhatikan bahwa cahaya memiliki pengertian yang sedikit berbeza dengan pelita. Dalam ‘pelita’ ada sifat panas, seperti pelita yang dihasilkan oleh lampu pijar atau lampu minyak. Sabar sendiri bersifat panas, kerana sabar merupakan hal yang berat. Hal ini dapat dilihat pada bagaimana perasaan orang-orang yang sedang ditimpa musibah atau ujian.
Dicatat oleh Pinangso Loro di 9:41 PG kalimah-kalimah-suci.blogspot.com
0 Comments:
Posting Komentar